Seminggu setelah kepergian ayah untuk selamanya, aku hanya bersama ibu dan ketiga adik-adikku yang masih kecil. Kini aku yang menjadi tulang punggung keluarga. Ibuku kini sakit-sakitan, dulu ketika ayah masih ada, ayah dan ibuku selalu bersama untuk menghidupiku dan ketiga adikku. Ibu mengais rezeki dengan menjadi pemulung sampah, ya maklum saja aku dan keluargaku tinggal di kota Jakarta. Ayahku menjadi buruh angkut di pasar. Penghasilan kedua orang tuaku memang sangat minim, tapi ayah selalu mengajarkan aku agar aku tetap sabar dan tawakal menjalani hidup ini. “Bukankah manusia di turunkan ke bumi agar dapat bertawakal?”